Cari Blog Ini

Rabu, 30 Maret 2011

Kesepakatan Apple Dan Intel

Sebuah Pandangan Atas Koopetisi Sebagai Salah Satu Strategi Kompetitif:
Kisah Dari Kesepakatan Apple Dan Intel




Edy Jayani
Mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Bina Nusantara
Jurusan Magister Manajemen Sistem Informasi
Kelas 01 - MAM






Abstrak

Pada karya-karya literatur manajemen, perilaku yang menggabungkan antara ihwal-ihwal kompetisi (competition) dan kerjasama (cooperation) disebut sebagai koopetisi (coopetition). Beberapa pengarang (Brandenburger & Nalebuff, 1996; Lado, Boyd & Hanlon, 1997; Gnyawali & Madhavan, 2001) telah menyatakan bahwa koopetisi semakin hari semakin terlihat pentingnya untuk dilakukan guna mengarungi dinamika yang senantiasa terjadi antar perusahaan. Meskipun begitu mereka juga manyatakan bahwa koopetisi belum banyak ditelusuri lebih lanjut.

Tujuan dari tulisan ini ada dua. Pertama, ialah dengan menjelaskan pengertian koopetisi dan hal-hal yang berkaitan dengan koopetisi, dan kedua, dengan kasus yang ada mencoba menggambarkan bahwa koopetisi bisa menjadi pilihan strategi bagi sebuah perusahaan untuk tetap selalu kompetitif.



Pendahuluan

Riset-riset di keilmuan ekonomi dan manajerial pada umumnya didasarkan pada dikotomi antara kompetisi dan kerjasama. Bagaimana cara melampaui batasan-batasan konsep tersebut dalam perihal hubungan saling ketergantungan antar perusahaan dan mengembangkan kerangka kerja yang lebih komprehensif di dua bidang tersebut, yaitu kompetitif dan kooperatif, jika kedua-duanya muncul bersamaan dalam suatu pertimbangan.

Pada karya-karya literatur manajemen, perilaku yang menggabungkan antara ihwal-ihwal kompetisi (competition) dan kerjasama (cooperation) disebut sebagai koopetisi (coopetition). Beberapa pengarang (Brandenburger & Nalebuff, 1996; Lado, Boyd & Hanlon, 1997; Gnyawali & Madhavan, 2001) telah menyatakan bahwa koopetisi semakin hari semakin terlihat pentingnya untuk dilakukan guna mengarungi dinamika yang senantiasa terjadi antar perusahaan. Meskipun begitu mereka juga menyatakan bahwa koopetisi belum banyak ditelusuri lebih lanjut.

Strategi Koopetisi Sebagai Bentuk Dinamika Baru Antar Perusahaan

Istilah Koopetisi dicetuskan pertama kali oleh Ray Noorda, CEO dari Novell. Lalu istilah ini dikembangkan menjadi riset strategi oleh Brandenburger & Stuart (1996) and Brandenburger & Nalebuff (1996). Istilah ini digunakan untuk menjelaskan permainan strategis yang dilakukan di antara para pelaku koopetisi.

Brandenburger & Nalebuff (1996) menggunakan istilah koopetitor untuk mengakomodasi pemain strategis selain supplier, pelanggan, dan komplementor. Mereka mengusulkan bahwa ada lima jenis pemain yaitu perusahaan itu sendiri, konsumennya, suppliernya, para kompetitor mereka, dan komplementornya. Menurut mereka koopetisi ialah cara baru berpandang dalam bisnis.

Beberapa orang melihat bisnis sebagai murni kompetisi. Mereka berpikiran bahwa melakukan bisnis sama seperti berperang dan mereka memiliki asumsi bahwa mereka tidak bisa meraih kemenangan jika tidak ada pihak yang kalah. Di sisi lain ada orang yang melihat bisnis itu murni kerjasama dan menciptakan rekanan. Tetapi sebenarnya bisnis adalah keduanya. Bisnis adalah koopetisi. Perspektif koopetitif menekankan bahwa kepentingan utama dari suatu rekanan tidak perlu sejajar/sama dengan kepentingan utama dari rekanan lainnya. Seperti yang dikatakan oleh Ray Noorda dari Novell: "Anda harus bersaing dan bekerjasama di saat yang bersamaan."


Industri Personal Computer (PC)

Sebelum mikroprosesor diciptakan pada awal 1970an, apa yang dinamakan sebagai perangkat komputer hadir dengan ukuran yang besar, berharga mahal, dan hanya mampu dimiliki oleh perusahan-perusahaan besar, universitas-universitas, lembaga-lembaga pemerintahan dan organisasi-organisasi yang berukuran kurang lebih serupa. Pengguna akhir tidak berinteraksi secara langsung dengan mesin/komputer tersebut, melainkan menyiapkan tugas yang akan dilakukan oleh mesin-mesin tersebut dengan peralatan yang bersifat off-line, seperti kartu bertanda timbul/punch card. Sejumlah tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh komputer akan dikumpulkan terlebih dahulu dan nantinya akan diproses secara gabungan/batch mode.

Setelah pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai, maka pengguna dapat mengambil hasilnya. Pada beberapa kasus siklus ini bisa memakan beberapa jam bahkan hari. Sebuah model penggunaan komputer yang berbeda lalu muncul, yaitu berbentuk penggunaan komputer dimana pengguna memiliki akses penggunaan ekslusif terhadap prosesor. Namun cara ini masih diterapkan pada bentuk eksperimental dan bersifat non komersial. Beberapa komputer yang bisa dikategorikan “personal” adalah beberapa minikomputer awal seperti LINC dan PDP-8, dan kemudian VAX, dan jenis-jenis lainnya.
Untuk ukuran jaman sekarang, komputer-komputer personal tersebut berukuran kira-kira sebesar lemari pendingin dan mahal (berkisar di angka puluhan ribu dollar), dan maka dari itu tidak heran jika tidak banyak pengguna pribadi yang memilikinya. Akan tetapi harga mereka jauh lebih murah, ukuran mereka jauh lebih kecil, dan lebih mudah digunakn bila dibandingkan dengam komputer mainframe yang ada saat itu. center. Sebagai tambahan, minikomputer ini sangat interaktif dan pada akhirnya mereka memiliki sistem operasinya sendiri. Minikomputer bernama Xerox Alto (1973) adalah sebuah tonggak penting dari pengembangan komputer personal, karena adanya antarmuka pengguna grafis, layar bitmap dengan resolusi tinggi, memori untuk penyimpan yang besar (pada jamannya) baik internal maupun eksternal, mouse, dan piranti-piranti lunak khusus untuk dijalankan pada komputer ini.
Seiring perjalanan waktu, industri komputer personal ditandai dengan adanya kompetisi yang kuat antara dua jenis rancangan. Yang satu bisa dikaitkan dengan arsitektur IBM dan Microsoft, dan yang lainnya berupa sistem Macintosh yang dikembangkan oleh Apple Computer. Dua jenis rancangan ini akhirnya memiliki rancang bangun yang sangat berbeda antara satu sama lain, di mana versi IBM-Microsoft menjadi pemain dominan di akhir 1990an.

Supremasi IBM terbantu karena adanya beberapa pilihan-pilihan penting: sistem operasi pihak ketiga (MS-DOS yang dilisensikan), CPU dari Intel, dan arsitektur yang terbuka yang memungkinkan pihak lain mengembangkan piranti-piranti tersebut. Lebih dari itu, sukses IBM memicu pembuat-pembuat komputer yang lain untuk membangun mesin-mesin yang menyerupai PC-PC dari IBM semirip mungkin (IBM clones) dan memacu pembuat-pembuat piranti lunak untuk menulis piranti-piranti lunak yang bersifat spesifik terhadap piranti keras IBM. Di kemudian hari, rancangan PC dari IBM pada akhirnya menjadi standar industri. Pada penghujung tahun 1986, Platform komputer berdasarkan PC IBM untuk pertama kalinya meraih lebih dari 50% pangsa pasar komputer personal. (lihat exhibit 1).



Exhibit 1: Pangsa Pasar Komputer Personal (1986)



Sumber: Reimer, J. (2005). Total share: 30 years of personal computers market share figures, on http://arstechnica.com/articles/culture/total-share.ars

Saat pasar mulai condong kepada rancangan IBM-Microsoft, IBM dan Microsoft mulai bersilang pendapat mengenai sistem operasi yang ada. Microsoft mencoba meyakinkan IBM untuk maju terus bersama sistem operasi Windows buatan mereka, dan IBM mencoba beberapa usaha untuk menciptakan sendiri sistem operasi yang dinamakan OS/2 sebagai standar pasar.

Microsoft, yang sedang mulai menjadi populer, tidak mengikuti langkah-langkah IBM dan memutuskan untuk melakukan kesepakatan dengan Intel agar sistem operasi Windows dan prosesor dari Intel bisa saling bekerja sama. Tidak lama sesudah itu kebanyakan pembuat komputer mulai mengadopsi Windows sebagai sistem operasi mereka, dan menggunakan CPU dari Intel (lihat tabel 1)



Tabel 1 – Sistem Operasi PC Berdasarkan Nama


1991 1994
Microsoft DOS 82% 19,6%
Apple Mac OS 7% 8,7%
Microsoft Windows 6% 64,8%
IBM OS/2 3% 2,1%
Others 2% 4,8%


Sumber: Diadaptasi dari Crowder, L. IBM and Apple Computer Alliance, 1997 – UVA-M-0509, University Of Virginia, Darden School Foundation, Charlottesville, VA.



Meskipun IBM memiliki andil besar dalam membuat rancang dasar dari PC dan mengembangkan dominasinya di dalam perkomputeran di level perusahaan, Peluang untuk menjadi pemegang kendali di tahun 1990an tercipta karena kebangkitan dari pembuat clone-clone PC di pertengahan 1980an dan semakin terpinggirkannya platform Macintosh. Peluang ini dimanfaatkan oleh pengembang dari dua komponen penting, yaitu sistem operasi (Microsoft) dan mikroprosesor (Intel). Kombinasi Wintel akhirnya akan menjadi rancangan yang dominan di industri PC. Meskipun ada banyak pembuat PC yang IBM-compatible, hampir kesemuanya memiliki kesamaan komponen yakni: sistem operasi Windows (Win) dan mikroprosesor Intel (tel).

Untuk menjawab kondisi ini dan kegagalan PC mereka yang mereka namakan PS/2, IBM di tahun 1991 menjalin kesepakatan dengan Apple untuk mengembangkan arsitektur baru untuk mikroprosesor yang didasarkan pada teknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), dan turut menggamit pula Motorola (penyedia utama mikroprosesor bagi Apple). Hasil dari kesepakatan ini nantinya dinamakan sebagai konsorsium PowerPC. Akan tetapi keping mikroprosesor dari PowerPC tidak terlalu memberikan dampak yang besar pada konsumen atrau pada komputer-komputer personal, karena hanya diadopsi oleh Apple di jajaran produk Macintosh baru mereka.


Exhibit 2: Pangsa Pasar Komputer Personal (1995)



Sumber: Reimer, J. (2005). Total share: 30 years of personal computers market share figures, on http://arstechnica.com/articles/culture/total-share.ars


Pada Agustus 1995, Microsoft menjawab manuver Apple-IBM dengan merilis Windows 95. Penjualan PC langsung meroket, dan sementara di sisi lain penjualan Apple Macintosh menurun. Di tahun 1998, PC berbasis Wintel mendekati angka penjualan 100 juta unit per tahun, sementara angka penjualan Apple Macintosh menurun dari 4,5 juta unit di tahun 1995 menjadi hanya 2,7 juta unit di tahun 1998 (lihat exhibit 3).


Exhibit 3: Pangsa Pasar Komputer Personal (1998)


Sumber: Reimer, J. (2005). Total share: 30 years of personal computers market share figures, on http://arstechnica.com/articles/culture/total-share.ars

Kesepakatan Apple/Intel

Kesepakatan antara Apple dengan Intel diumumkan oleh Steve Jobs, CEO Apple pada tanggal 6 Juni 2005 di hadapan beberapa ribu pengembang piranti lunak pada dalam forum Apple Conference di San Francisco. Pada penampilannya, Jobs menjelaskan detil dari rencana Apple untuk tidak menggunakan lagi keping PowerPC dari IBM dan Motorola dan membangun model-model berikutnya dengan menggunakan mikroprosesor Intel. Kesepakatan ini, yang mulai berlaku di Januari 2006, cukup mengagetkan banyak orang. Selama lebih dari dua dekade perseteruan Apple dan Wintel bisa diibaratkan dengan rivalitas anjing dan kucing.

Secara finansial, hal ini bukanlah suatu kemunduran yang berdampak besar bagi IBM, yang mana telah menjadi partner Apple selama satu dekade. Apple ternyata hanya menjadi penyumbang kurang dari 1% dari pendapatan IBM. Selain itu IBM juga memenagkan kontrak untuk menjadi pemasok mikroprosesor untuk tiga konsol game generasi berikut (Xbox 360 dariMicrosoft, Playstation 3 dari Sony, dan Nintendo Wii). Untuk maksud yang sama pula, kesepakatan ini juga tidak terlampau penting bagi Intel yang mana telah memiliki pangsa pasar dunia untuk mikroprosesor di PC sebesar 86% (lihat exhibit 4).



Exhibit 4: Pangsa Pasar CPU (Kwartal III , 2005)





Sumber: Gartner Inc. 2006


Alasan yang melatarbelakangi pemilihan Intel oleh Apple karena IBM dan Motorola yang menjadi penyedia prosesor bagi Apple tidak mampu menyediakan mikroprosesor yang cocok untuk notebook, yang merupakan kategori yang sedang bertumbuh dengan pesat. IBM tidak memiliki niatan untuk menghabiskan sejumlah besar dananya untuk menciptakan prosesor yang bisa bekerja dengan daya listrik yang rendah. Hal ini dikarenakan Apple adalah satu-satunya yang menjadi pembeli mikroprosesor IBM di segmen komputer personal, dan jumlahnya tidak cukup besar untuk menutupi biaya investasi yang dibutuhkan. Intel, sebaliknya, menjual prosesor ke hampir semua pembuat PC dan menginvestasikan ratusan juta dollar dalam pengembangan keping prosesor untuk notebook yang dinamakan Centrino.


Diskusi Dan Kesimpulan

Kesepakatan antara Apple dengan Intel menunjukkan bahwa ketika suatu perusahaan sudah berhasil dan sukses dalam menjalankan strategi kerjasamanya (Aliansi Intel dengan Microsoft), Keahlian beraliansi akan mendorong perusahaan untuk mencari kesempatan-kesempatan baru untuk bekerjasama di bidang yang berhubungan. Dengan kata lain, pada situasi di mana kehalian beraliansi tercipta melalui pengalaman dan aktivitas pembelajaran yang terkait dengan hubungan kerjasama, perusahaan akan memaksimalkan profit mereka dengan bekerjasama dengan partner yang lain.

Kemampuan yang dinamis ini memungkinkan suatu perusahaan menciptakan, mengintegrasikan dan merancang ulang keahlian mereka dalam beraliansi dan menggunakannya dengan cara bekerja sama dengan perusahaan lain dan berkompetisi dengan rekanan sebelumnya. Dari kasus yang dipaparkan di atas, maka kita bisa melihat bahwa Apple yang sebelumnya mejadi rival dari Wintel akhirnya melakukan kerjasama dengan Intel dengan tujuan agar tetap bisa berkompetisi dengan Wintel.

Lingkungan koopetitif tidaklah stabil. Lingkungan koopetitif tercipta karena adanya kondisi kompetisi yang berkembang menjadi kerjasama, dan juga sebaliknya. Apple melihat adanya kesempatan dalam pasar yang sedang berkembang pesat yaitu notebook, dan melihat bahwa aliansi mereka dengan IBM tidak akan mampu menempatkan dirinya ke posisi yang kompetitif. Dengan menjalin aliansi dengan salah satu rivalnya, yaitu Intel, Apple kembali ke jalur yang kompetitif. Bagi Intel, pemilihan ini akan semakin mengukuhkan dominasi mereka sebagai pemimpin pasar mikroprosesor untuk PC.



Referensi

Brandenburger A.M., Nalebuff B.J. (1996). Co-opetition, Harper Collins Business,
Hammersmith, London, UK.

Crowder L. (1997). IBM and apple Computer Alliance, UVA-M-0509, University of Virginia,
Darden School Foundation, Charlottesville, VA.

Di Guardo, Chiara and Galvagno, Marco (2007), The Dynamic Capabilities View of Coopetition: The Case of Intel, Apple and Microsoft. Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1013561

Dagnino, Giovanni B., Padula, Giovanna (2002), Coopetition Strategy:A New Kind Of Interfirm Dynamics For Value Creation. Paper presented at
EURAM – The European Academy of Management - Second Annual Conference - “Innovative Research in Management” - Stockholm, 9-11 May 2002 - Track “Coopetition Strategy. Towards a New Kind of Interfirm Dynamics?”

Gnyawali R., Ravindranath M. (2001). Cooperative networks and competitive dynamics: A
structural embeddedness perspective. Academy of Management Review, 26(3): 431-445.

Lado, A.A., Boyd, N. & Hanlon, S.C. (1997). Competition, cooperation, and the search for economic rents: A syncretic model. Academy of Management Review, 22(1): 110-141.

Apple Intel Transition, Available at http://en.wikipedia.org/wiki/Apple_Intel_transition

Co-Opetition Interactive, A conversation with Adam Brandenburger and Barry Nalebuff, Available at http://mayet.som.yale.edu/coopetition/QuestionAnswer.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar